Istilah Istilah Dalam Kitab Alala

istilah istilah dalam kitab alala, merupakan tulisan untuk merangkum beberapa kata yang sering ditanyakan pada penulis. Dari 37 nadhom alala, masing masing memiliki hal yang sering ditanyakan. Tapi terdapat nadhom yang lebih sering ditanyakan daripada lainnya. Hal tersebut membuat penulis berinisiatif untuk mengulangi pengulangan yang terus terjadi dengan menuliskannya. Dari saringan pertanyaan, berikut yang sering ditanyakan.

Pengibaratan nyawa

nyawa atau raga dalam kitab alala diibaratkan seperti suco. Suco ini merupakan bahasa jawa lama, penulis menerjemahkannya sebagai sebuah benda. Pembahasan perumpamaan nyawa ada pada nadhom ke-22. nyawa diibaratkan sebagai sebuah benda yang dirawat oleh guru. Sedangkan untuk orang tua, merupakan orang yang merawat wadah dari benda tersebut. Sehingga, wajib bagi para pencari ilmu, untuk mendahulukan guru daripada orang tuanya.

آرْی لَكَ آنٌ نَشْتَهِي آنٍ تَعِزُّهَا فَلَسْتُ تَنَالُ الْعِزَّ حَتَّى تُذِلَّهَا

ara laka an tasytahi an tuizzaha, falastu tanalul izza khatta tudziluha

saya melihat mu ingin mulia, maka tidak akan berhasil mulia mu jika belum merasakan hina

ningali ingsun maring sira kepingin mulya mongko ndak hasil mulya sira yen durung ino

orang yang banyak bicara

sebutan untuk orang yang banyak bicara menurut kitab alala sesuai dengan bahasa jawa adalah kumprung. Dalam bahasa indonesia, ini bisa diartikan dengan orang bodoh. Seiring dengan translasi nadhom ini pula juga disebutkan sikap kesempurnaan akal seseorang. Disebutkan bahwa sikap orang yang akalnya sempurna menurut kitab alala adalah cenderung diam atau menyedikitkan bicara terkait hal hal yang tidak diketahuinya. Hal ini ada pada nadhom ke 14.

اخَوَالْعِلْمُ خَالِدَبْعَدَمُوتُهُ وَأَوْصَالُهُ تَحْتَ التُّرَابِ رَمِيمٌ

akhul ilmi khayyun khalidun ba'da mautihi, waaw shaluhu tahta turabi ramim

orang punya ilmu hidup abadi setelah mati, meskipun jasadnya telah busuk di bumi

wong duwe ilmu urep langgeng sakwuse mati, dene adon adone busuk neng isor bumi

Syarat mencari ilmu sabar.

syarat mencari ilmu ini ada pada nadhom kedua alala, yang dimaksud dengan wastibarin dalam syair kitab alala adalah sabar dalam memahami segala pelajaran. Dalam artian tetap berusaha untuk memahami berbagai pelajaran yang diberikan ustadz. Bukan berarti ketika tidak faham, kemudian diam dan sabar. Namun, terus mencari kefahaman dengan bertanya dari satu ustadz ke ustadz lain. Selain itu, sabar ini juga bisa diartikan ke hal yang lebih luas.

ذْگاءْ وَحِرْصٌ وَاصْطِبَارٌ وَبِلُغَةٍ وَارْشَادٍ اسْتَاذٍ وَطُولِ زَمَانِ

dukain wahirsin wastibarin wabulghotin, wairsya diustadi watuli zamani

6 perkara itu yakni pintar, semangat, sabar, punya biaya, ada guru, dan lamanya waktu

rupane limpad lubo sabar ono sangune lan piwulange guru lan sing suwe mangsane

Penutup

Beberapa hal tersebut merupakan hal yang cukup sering muncul dalam pembahasan alala. Adapun jika Anda menemukan kesulitan lain, silahkan saja hubungi email kami lewat kontak. Jika terdapat kesalahan dalam penulisan harakat, terjemahan bahasa indonesia, atau translasi ke bahasa indonesia. Kami mohon maaf, karena keluputan kami tersebut.

Bermanfaat? Yuk share linknya!

Postingan Terbaru
lalaran.com

Lalaran.com merupakan situs yang membahas berbagai macam kitab klasik. Beberapa diantaranya, adalah kitab safinatun naja, alala, talim mutaallim, dan berbagai kitab lainnya. Dilengkapi dengan terjemahan bahasa indonesia, bahasa jawa, serta translasi cara membaca dalam bahasa indonesia.

© 2024 lalaran.com. All Rights Reserverd.